Jurnal Ilmu Pengetahuan Umum
Home » » Sampel Posting Materi

Sampel Posting Materi

Written By Unknown on Senin, 27 Mei 2013 | 11.35

Pasca reformasi, kehidupan berbangsa di tanah air sedemikian buruknya. Berbagai ketimpangan terjadi dibanyak lini/sektor. Entah itu eksekutif, legislatif sampai yudikatif sekalipun. Penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan sepertinya menjadi hal yang lumrah saja. Kebijakan publik yang digagas dan sejatinya mengobjek pemerataan layanan tanpa keberpihakan terlegislasi secara yuridis demi kepentingan kelompok tertentu. Kelumrahan itu tidak lain akibat dari terjustifikasinya prinsip-prinsip potensial hewani insaniyah seperti, kalau bukan hari ini kapan lagi. Begitulah fenomenanya. Setiap dari kita sebagai warga negara tak bisa menghindarkan diri dari situasinya. Bahkan kita tengah berada dalam lingkarannya. Sulit melepaskan diri dari tali-tali yang telah dipintal menjadi jaring-jaring penjeratnya.

Bila sedemikian pelik masalah ini, lalu mengapa “kepemimpinan” yang seharusnya menjadi soko guru stabilitas sosial seolah menjadi suatu utopia??? Ketidakhadiran “pemimpin” dalam situasi kebertimpangan kemudian menyeret orang perorang dalam kerangkeng hasrat libidinal yang takkan bisa memberi kepuasaan sedikitpun. Tak lain dan tak bukan, bila hal ini adalah titik sentral dari Aqliyah Wa Naqliyah. Yaitu keberdayaan akal dan qalbu. Ketika akal sudah memimpin kalbu, dan atau ketika qalbu tidak lagi mampu mengarahkan akal dalam setiap tindak tunduk berperilaku, berdinamika secara mekanis maupun organik.

Bahwa, euforia demokratisasi kehidupan berbangsa tak urung membuat orang perorang atau juga kelompok berkompromi membangun kesamaan persepsi dalam pencapaian tujuan tertentu. Adalah kepentingan ekonomis menjadi biangnya. Cara-cara kompromistis itu lalu melahirkan tindakan yang menurut frame dialektis mereka adalah sesuatu yang rasional. Menciptakan apologi ilmiah dalam rangka mempertahankan status quo, bila berada diposisi yang diharapkan. Bila kemudian muncul kontra irasionalitasnya, maka kelompok kontra tersebut pun hanyalah bayang-bayang pencapaian kepentingan yang sama hanya disatu kondisi yang berbeda (subordinat). Hahaahahaa, mau kemana nih bahasannya. Sejujurnya, ini sekedar stimulus untuk menyatukan puzzle ilmiah terhadap barang sesuatu (being) yang ada. Ya, apa saja yang senarasi dengannya! TIDAK USAH DIGUBRIS....
---------------------------------------------------------------------
Wisma UNM - 27 Mei 2013
Tanah Negeri para Daeng,-