Arah kebijakan pengembangan dan
pembinaan pendidikan tinggi, setiap saat mengalami perubahan dan peningkatan.
Semua kebijakan tersebut di tempuh pemerintah dengan sebuah harapan, agar
proses pembelajaran pada jenjang pendidikan tinggi semakin lebih berkualitas. Ujung
dari proses pembelajaran di lembaga pendidikan tinggi itu adalah, tersedinya
kualitas sumber daya manusia berkualitas, berdaya saing, serta berkarakter dan
berakhlak mulia. Di awal tahun 2013, pemerintah kembali mengeluarkan regulasi
dalam pengelolaan pendidikan tinggi dengan memberlakukan UU No.12/2012.
UU tersebut secara langsung memberi
penguatan kepada pengelolan pendidikan tinggi, termasuk pemerintah membuka
ruang kepada masyarakat mengelola pendidikan vokasi setingkat akademi. Pembukan
kampus akademi komunitas ini, dipersiapkan untuk seluruh kabupaten dan kota
seluruh wilayah Indonesia.
Meningkatkan kualitas sumber daya
produk kampus, maka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, harus senantiasa
diselenggarakan secara baik dan benar. Pembelajaran di dalam kelas, demikian
halnya penelitian bagi mahasiswa dan dosen juga terlaksana secara baik. Hasil
penelitian dari civitas akademika harus dipublikasikan agar masyarakat dapat
mengerti dan memahami hasil penelitian yang dapat memberi inspirasi, semangat
dan ide-ide baru dalam menjalani kehidupan.
Civitas akademika selama ini
merasakan betul keterbatasan media untuk mempublikasikan karya ilmiah.
Akibatnya, terlalu banyak hasil karya penelitian dosen dan mahsiswa hanya
tersimpan rapi diruang perpustakaan. Minimnya publikasi karya ilmiah di
kalangan civitas akademika, menjadi problema tersendiri. Padahal dalam
penguatan tradisi akademik, penelitian menjadi salah satu aspek sangat penting
dan strategis.
Lima tahun terakhir ini Jurnal
HIPOTESIS hadir di tengah pembaca dengan sebuah harapan, menjadi media
melakukan publikasi karya ilmiah para dosen, agar menyebar secara meluas kepada
masyarakat. Publikasi karya ilmiah dalam bentuk hasil-hasil penelitian dan
studi pustaka, sekaligus menjadi pertanggungjawaban akademik bagi civitas
akademika kepada masyarakat. Kampus dituntut menjadi penggerak perubahan dan
pencerahan bagi masyarakatnya. Jika kemudian amat jarang dan sulit ditemukan
publikasi karya ilmiah dari kalangan civitas akademika, berarti itu juga
pertanda para civitas akademika belum maksimal menjalani profesinya.
Lewat kesempatan ini, pengelola
memohon maaf atas keterlambatan Jurnal HIPOTESIS tiba di hadapan para pembaca.
Keterlambatan ini disebabkan para pengelola sibuk dengan kegiatan akademik.
Harapan pengelola agar edisi selanjutnya akan kembali terbit rutin seperti
sediakala.
Wakil Ketua Dewan Editor
Makassar
Pebruari 2013